Mengarang a.k.a menulis itu gampang semudah membaca. Coba saja sekarang juga. "Arswendo Atmowiloto dalam buku Mengarang itu Gampang"
Mmh mungkin bagi pemula, menuangkan ide dalam tulisan itu gak semudah membalikkan telapak tangan, apalagi menulis sebuah tulisan yang akan disukai orang lain yang membacanya. Itu juga terjadi pada saya di awal-awal belajar menulis. Rasanya ide yang ada di kepala terlalu besar atau terlalu sulit kalau diungkapkan dalam kata-kata.
Menulis fiksi berbeda dengan menulis tulisan non fiksi. Kalau fiksi kita bisa membiarkan imajinasi kita bergerak liar, sementara non fiksi mesti berada dalam tatanan logika yang harus bisa dipertanggungjawabkan. Kecuali kalau kita memasukkan pengetahuan nyata di dalam cerita fiksi kita. Saat itulah kita harus bisa memberikan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.
Yuk, saya mulai.Tips menulis novel ala akyu:
Salam kompak markompak!
Mmh mungkin bagi pemula, menuangkan ide dalam tulisan itu gak semudah membalikkan telapak tangan, apalagi menulis sebuah tulisan yang akan disukai orang lain yang membacanya. Itu juga terjadi pada saya di awal-awal belajar menulis. Rasanya ide yang ada di kepala terlalu besar atau terlalu sulit kalau diungkapkan dalam kata-kata.
Menulis fiksi berbeda dengan menulis tulisan non fiksi. Kalau fiksi kita bisa membiarkan imajinasi kita bergerak liar, sementara non fiksi mesti berada dalam tatanan logika yang harus bisa dipertanggungjawabkan. Kecuali kalau kita memasukkan pengetahuan nyata di dalam cerita fiksi kita. Saat itulah kita harus bisa memberikan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.
Yuk, saya mulai.Tips menulis novel ala akyu:
- Tentukan tema besar tulisan yang kamu mau tulis.Contoh: untuk Flavia, tema besarnya adalah Malaikat yang turun ke bumi.
- Tentukan masalah atau intrik yang mau kamu ulas.Contoh: kenapa malaikat Flavia turun ke bumi? Cari masalah yang gak umum. Oh, karena dia mau menyelesaikan skripsinya. Terus apa saja masalah yang akan dia hadapi saat menyelesaikan skripsinya? Kenapa sih dia harus menyelesaikan skripsi? Nah, pertanyaan akan selalu ada, saat itulah ceritamu akan berkembang.
- Buatlah kerangka berpikir, atau bahasa mudahnya, di setiap bab yang akan ada di bukumu, tentukan misalnya bab 1 mau membahas tentang apa, bab 2 dst tentang apa. Dari situ akan kelihatan alur berpikir dan kapan akan muncul klimaks - puncak cerita, anti klimaks dan penyelesaian.
- Tentukan klimaks - puncak cerita, anti klimaks dan penyelesaian. Tidak mungkin cerita cuma datar saja, harus ada dinamikanya. Biar yang baca nggak ketiduran ;p
- Tentukan tokoh-tokohnya. Siapa namanya, karakter atau kepribadiannya seperti apa? Perannya apa? Contoh: Flavia (19 tahun), tokoh utama, gambaran fisik: tinggi, langsing, cantik, berambut merah. Kepribadian: manja, merasa diri paling hebat secara penampilan tapi tidak percaya diri kalau berkaitan dengan intelegensi/kapasitas otak.
- Tentukan latar cerita. Contoh: di kahyangan, di sana ada apa sih? Bahasanya seperti apa, kegiatan penduduk di sana apa? Lalu pindah ke bumi, lokasinya di mana? Mereka tinggal di jalan apa, di sana ada apa?
- Berikan hal-hal menarik, atau ilmu pengetahuan dalam ceritamu. Misalnya: ada puisi, quotes atau kata mutiara yang sesuai, pengetahuan tentang pembuatan kompos :) atau hal-hal lain yang menambah pengetahuan bagi yang membaca. Aku suka memberikan itu karena aku mau pembacaku mendapatkan 'suatu' nilai tambah, tidak hanya sekedar membaca saja. Namun tentunya, kita harus meramu semuanya dalam bahasa yang sesuai sehingga tidak dikira lagi baca buku pelajaran sekolah :)
- Menulis. Tentunya semua teori di atas nggak akan berguna kalau kita tidak mempraktekkannya dalam tulisan.
- Setelah novel kita jadi. Coba test ke teman. saudara atau siapa pun orang yang kita anggap bisa memberikan penilaian objektif buat karya kita. Minta mereka berikan kritik sebanyak-banyaknya sehingga kita bisa memperbaiki semuanya sebelum karya kita diterbitkan :)
- Banyak berdoa...hehe, tentunya kita tidak akan berhasil tanpa pertolongan dariNya :)
Salam kompak markompak!