Pasalnya, naskah Alkisah Kasih adalah ‘naskah panas’. Banyak hambatan yang dialami naskah ini, bahkan ketika keberhasilannya sudah nyaris 100% sekalipun. Tapi saya percaya, Tuhan sudah menentukan jalan dan waktunya masing-masing, apakah mungkin memang waktunya disesuaikan dengan si ‘triple 8’ ini? Who knows? But I always believe a miracle!
Delapan adalah angka favorit sekaligus angka keberuntungan saya. Buku ini adalah buku ke-8 yang terbit di usia saya yang ke ‘8’ dan juga sekaligus merayakan ulang tahun pernikahan saya yang ke-8. Semoga triple 8 ini memberikan keberuntungan bagi novel ini.
Pasalnya, naskah Alkisah Kasih adalah ‘naskah panas’. Banyak hambatan yang dialami naskah ini, bahkan ketika keberhasilannya sudah nyaris 100% sekalipun. Tapi saya percaya, Tuhan sudah menentukan jalan dan waktunya masing-masing, apakah mungkin memang waktunya disesuaikan dengan si ‘triple 8’ ini? Who knows? But I always believe a miracle!
0 Comments
Scarf Alkisah Kasih dibuat khusus sebagai media bercerita lain dari novelnya. Lukisan kupu-kupu yang menghiasi kainnya merupakan perlambang Andjani, tokoh utama kisah novel tersebut, yang berusaha bebas dari jeratan tradisi dan adat istiadat yang mengikatnya. Dalam pembuatannya, kain tersebut diwarnai dengan cara dicolet atau dilukis dengan menggunakan kain atau kapas (cotton buds). Kain bahan paris berwarna putih awalnya dicap dengan malam (lilin) untuk membentuk motifnya dan diwarnai. Setelah kering, proses berikutnya adalah mewarnai bagian-bagian tertntu dengan teknik colet. Proses tersebut membuat batik menjadi lebih berwarna sesuai dengan kisah hidup Andjani, si tokoh utama yang juga penuh ragam warna. Scarf diproduksi oleh Ageman. Alkisah Kasih bercerita tentang Andjani Safira, yang menghabiskan masa kecilnya bersama Eyang Putri dan Ibunya di Kampung Laweyan, Solo. Sejak dulu Kampung Laweyan terkenal sebagai sentra batik. Malah dipercaya asal muasal batik Solo berasal dari kampung tersebut. Eyang Putri Andjani adalah salah satu pengusaha batik terkenal di kampung tersebut. Selain memproduksi, beliau juga memiliki toko sendiri yang dikelola oleh putrinya atau Ibunya Andjani. Para pengusaha batik di Laweyan, termasuk Eyang Putri masih bertahan untuk memproduksi batik secara tradisional. Bagi mereka batik bukan hanya merujuk pada sebuah motif semata tapi juga proses produksi yang dilakukan secara tradisional. Batik disebut batik, apabila dilukis dengan menggunakan malam dan melalui proses pewarnaan tertentu. Mereka menganggap produk batik keluaran pabrik yang diproduksi "ala print-print'an" bukanlah batik. Didasari oleh hal tersebut, sekaligus keinginan untuk menghidupkan Alkisah Kasih, saya memproduksi Scarf Alkisah Kasih bekerja sama dengan Ageman yang tentunya dibuat dengan cara tradisional. Cerita Cinta Indonesia Ini kayak mimpi deh. Mana kebayang bisa satu buku sama Arswendo Atmowiloto, Marga T, Mira W, Maria A Sardjono!! Khususnya Marga T, aji gile, gile aje. Aku ngefans banget sama beliau & sudah baca semua bukunya . Novel dewasa pertama yg aku baca pas kelas 1 SMP ya novel beliau, judulnya Ranjau-ranjau Cinta dan sejak itu langsung jatuh cinta sama semua karyanya!! Huh hah (dalam rangka masih nggak percaya) Anyway cerpenku di kumcer ini judulnya #DearAudrey. Bercerita tentang hubungan cinta 3 mahasiswa Indonesia yang kuliah di Manchester, Inggris. Kisah cintanya seperti apa, weitzzz wajib dibaca sendiri biar terasa tamparannya..hehe Akan terbit 16 Oktober 2014 dan seluruh royalti penjualan buku ini akan disumbangkan. Salam kompak markompak!! **) Kumpulan Cerpen ini ditulis oleh 45 Penulis GPU: Ahmad Tohari, aliaZalea, Andina Dwifatma, Anjar Anastasia, Arswendo Atmowiloto, Ayu Gendis, Boim Lebon, Budi Maryono, Clara Ng, Debbie Widjaja, Dewi Kharisma Michellia, Dewi Ria Utari, Dewie Sekar, Dyan Nuranindya, Eka Kurniawan, Erlin Cahyadiputro, Esti Kinasih, Gola Gong, Ika Natassa, Iwok Abqary, Jessica Huwae, Ken Terate, Lea Agustina Citra, Lexie Xu, Luna Torashyngu Full, M. Aan Mansyur, Maggie Tiojakin, Marga T, Maria A. Sardjono, Mia Arsjad, Mira W, Nina Addison, Okky Madasari, Primadonna Angela, Ratih Kumala, Retni Sb, Rina Suryakusuma, Ristee, S. Mara Gd, Sari Safitri Mohan, Shandy Tan, Syafrina Siregar, Syahmedi Dean, Teresa Bertha, Wiwien Wintarto Kenapa sekuel Flavia de Angela, Flavia Fights Back wajib dibaca? 1) Karena akan ada tokoh angelo baru super keren yang bisa jadi saingan berat utk Ares! 2) Karena kita akan diajak jalan-jalan mengelilingi Kahyangan dan memasuki tempat-tempat yang indah, unik dan ajaib. 3) Kita akan dibuat bersedih karena akan ada tokoh utama yang tewas. Hiks... 4) Ada kematian ada kelahiran. Siapakah yang akan punya bayi malaikat bersayap di sekuel ini? 5) Kehilangan menjadikan kita lebih kuat, tegar dan mandiri! 6) Apakah aku tidak salah lihat? Adyt, oh atau Nachesto?? Oh!! 7) Persiapkan gaun & pakaian yg pantas, kamu akan merasakan semaraknya street festival di Kahyangan! 7) Apa rasanya ketika tempat yang kita diami selama hidup ternyata menjadi tempat yang paling menakutkan? Flavia Fights Back...perjuangan dan keajaiban tanpa henti! Ide novel ini berawal dari pemikiran tentang, bagaimana sih penerbit-penerbit di Indonesia bisa mendapatkan hak edar/terjemahkan novel-novel import? Pasti kan mereka pergi ke suatu pameran internasional dan mencari buku-buku yang sedang booming untuk diterbitkan di Indonesia. Iseng aku tanya ke Marcom sebuah penerbit di tanah air, kemana sih biasanya editor mereka suka mengunjungi pameran? Tercetuslah nama Frankfurt Book Fair. Sampai situ ada ide untuk bikin kisah tentang editor yang pergi ke pameran buku di luar negeri dan waktu mau beli hak edar suatu novel ternyata ada masalah, yaitu si penulis tidak mau menjual hak edarnya khusus ke dia, karena sebab-sebab khusus (waktu itu belum kepikiran apa). Tadinya sih ceritanya mau dibikin si editor dan penulis akhirnya jadian, tapi kayaknya ketebak banget ya. Sampai situ case closed. Ide cuma sekadar ide karena aku lagi fokus ke naskah yang lain dan alhasil cuma masuk ke buku ide saja. Sampai awal tahun 2013 aku dikenalkan ke Mbak Gina S. Noor, owner dari Plot Point. Aku mengusulkan ide cerita Runway to Runaway itu. Yes, sebelum menjadi Relung Rasa Raisa, judulnya adalah Runway to Runaway (kalau sudah baca 3R, pasti menemukan kalimat itu muncul di salah satu percakapan mereka). Lalu, setelah Mbak Gina oke dengan idenya, mulailah aku menulis. Kisah mulai berkembang sampai akhirnya jadilah versi terakhir yang terbit. Editor yang dipilihkan Plot Point ternyata adalah Mbak Donna Widjajanto, orang yang kukenal di group penulis dan editor. Karunia deh, karena aku sudah kenal sehingga komunikasinya lebih lancar. Mbak Donna jadi teman curhatku juga hehe... Tadinya aku hanya diberi waktu 3 bulan untuk menyelesaikan naskahku. Sesuatu deh buat aku, karena aku harus membagi waktu antara kerja kantoran, tugas ibu Rumah Tangga dan kegiatan rutinku lainnya. Pun di tahun 2013 itu keluargaku mendapat musibah karena adik cowokku meninggal dunia karena kecelakaan. Selama masa berduka aku nggak mood sama sekali menulis sampai akhirnya tulisanku selesai mundur sampai 6 bulan kemudian. Pertengahan 2013. Masa-masa pengeditan pun tidak berlangsung dengan mudah, banyak hal yang perlu dirubah, diedit, diganti, dihilangkan (termasuk adegan-adegan semi vulgar yang tadinya mau dimunculkan hehe). Semuanya itu aku jalani sampai akhirnya novel itu rilis di Januari 2014 (tadinya direncanakan Oktober 2013 biar sesuai dengan setting waktu di novelnya) Yap, semua indah pada waktunya. Saat ini kalian sudah bisa memperoleh novel itu di toko-toko buku terdekat. Gambaran tokoh:
Genrenya horor. Iyah! Nulisnya berani? Enggak..hehe. Ini kali kedua saya nulis cerita horor. Cerpen yang pertama pas jaman kuliah dulu, itupun enggak terlalu horor, yang kedua ya karena ikutan project kumcer horor ini. Cuma memang cerpen yang kedua ini, Lily's Top Secret (yups ini judulnya), aura seramnya lebih dapat ketimbang cerpen saya yang dulu. Makanya nulisnya rada ketar-ketir. Pertama kali diajak project ini sekitar bulan April 2012, kondisinya saat itu saya sedang ada di pedesaan Nevers, Prancis yang sunyi, senyap dan dingin. Yups, baca undangan via message FB pas lagi di sana. Ide cerita langsung berterbangan, secara juga suasana di sana horor :) Tapi untuk kisah Lily's Top Secret tidak mengambil latar belakang kota itu, saya lebih suka dia ada di Jakarta, hanya nuansa kemuramannya saja yang saya contek. Ternyata setelah menulis cerita dan mengumpulkannya ke ketua gank aka Lexie Xu, jadwal rilisnya harus mundur dari yang harusnya Oktober 2012 menjadi 2013 karena satu dan beberapa alasan teknis. Gak apa-apa sih, saya pribadi enjoy saja. Hampir semua proses kerja sampai urusan dengan editor dikerjakan oleh Lexie Xu, sementara untuk desain cover yang ciamik menjadi bagian dari Dadun (Dadan Erlangga). So, thanks berat untuk mereka :D Nah, Lily's Top Secret itu berkisah tentang apa sih? Tentang 2 teman sebangku di sebuah sekolah, Lily dan Gwen yang walaupun berteman mereka sebenarnya saling mencurigai, Gwen terlebih. Soalnya gosip yang beredar Lily itu adalah jelmaan makhluk mengerikan (apa makhluknya, mesti baca dulu :p). Awalnya sih Gwen tidak peduli. Dia memang karakternya cuek banget. Tapi karena penawaran dari dua dewi (Igna dan Yohana - yang namanya diambil dari 2 teman dekat saya - numpang beken hehe) yang merupakan cewek gaul sekolah mereka untuk menjadi dewi ketiga, yang artinya Gwen bisa ikutan gaul. Gwen akhirnya mau saja disuruh menyelidiki kebenaran gosip mengenai Lily. Nah kira-kira gosip itu benar atau tidak ya, dan apakah Gwen berhasil menjadi dewi ketiga? Segera ke toko buku dan dapatkan kumcer horor Tales from the Dark!! Salam kompak markompak! Saya tidak sabar untuk segera melangkah ke Oktober 2013, karena (mudah-mudahan tidak ada perubahan) saya akan menelurkan satu novel terbaru dengan genre yang sesuai usia saya sekarang hehe…young adult (seriously saya masih masuk young adult. Kalau gak percaya tanya aja sama Om Erikson dan teori Stages of Development-nya hehehe…). Bisa dibilang ini novel utuh dewasa saya yang pertama, kalau cerpen bisa ditengok di Her Footprints on His Heart – Kumcer Autumn Once More, sementara novel pertama saya genrenya Teenlit. Ternyata menulis novel dewasa itu jauh lebih mudah daripada menulis teenlit. Gaya bercerita yang lebih apa adanya dan sangat dekat dengan dunia sehari-hari saya, membuat proses menulis lebih lancar. Tidak lancarnya lebih disebabkan faktor teknis yang klise, time management yang kurang baik contohnya (ketok mati si malas, masukin ke peti, larungkan ke Samudera Hindia hehe..) Novel dewasa pun buat saya jadi lebih mudah dipasarkan. Ya, soalnya teman saya kan kebanyakan orang gede semua. Jadi kalau mau promo jualan bakal lebih laku ketimbang jualan buku remaja. Cuma eh cuma, saya kan orangnya pantang menyerah (iya deh), jadi biar teenlit pun jualan tetap jago (petir menggelegar). Ada apa sih di novel terbaru saya ini? Ada cinta. Ada si pria pantang menyerah dan si wanita kepala batu. Ada petualangan ke negeri Hittler, dan perjuangan mencari kebahagiaan. Novel ini bercerita tentang buku di dalam buku. Novel di dalam novel. Apa hubungan gambar hio dan judul Cedar Incense serta nama Jan Marco di blog ini? Kalau diceritain tapi pasti jadi spoiler, apalagi kalau nanti bukunya sudah terbit. Hehe... Jadi ditunggu dulu ya, Oktober ini, diharapkan rilis. Setelah itu saya akan cerita behind the scene-nya yang menarik ^__^ Re-post from Blog on June 2012
Semenjak resign dari kantor lama, pekerjaanku sekarang hanyalah stay di depan laptop sepanjang hari. Mulai dari bikin laporan psikologis, bikin laporan project sama ya itu menulis. Mulailah petualangan sebagai penulis full time itu dimulai. Kegiatanku tiap hari kalau enggak bikin cerpen, ya menyelesaikan novel-novelku yang dulu sempat terbengkalai. Selain itu kegiatan lainnya adalah mencari info-info lomba cerpen/novel dan giat mengirimkan hasil-hasil karyaku ke majalah atau penerbit. Yah, namanya pekerjaan, ujungnya kan mau dapat penghasilan. Walaupun tidak langsung kelihatan kalau seperti kerja di kantoran, yang tiap bulan dapat uang, menulis itu sama seperti menabung. Di waktu tidak terduga, di saat kita butuh uang, eh tiba-tiba honor menulis (mudah-mudahan) muncul :)Walaupun begitu, saya tidak semata-mata menulis untuk mendapatkan penghasilan. Karena kalau saya berpikir seperti itu, rasanya saya akan sulit menggunakan hati dan cinta saya dalam tulisan. Lucunya, seorang teman penulis pernah bercerita. Katanya, editor yang sudah berpengalaman biasanya dapat melihat apakah naskah yang ia terima itu ditulis dengan hati atau sekedar menulis untuk popularitas dan materi saja. Wuah, rasanya para editor itu punya mata yang berfungsi sebagai scanner. Memang terbukti sih, beberapa buku atau tulisan dari penulis yang menurut si editor itu tidak 'ditulis' dengan hati akan jadi karya yang 'begitu-begitu' saja. Tidak memiliki nilai tambah tertentu. Lucunya itu kerap terjadi pada penulis-penulis senior yang sepertinya sedang dikejar setoran.Belajar dari pengalaman itu, saya jadi berusaha merefleksikan diri kembali. Apakah saya akan jadi penulis idealis atau yang komersil. Apakah menulis semata-mata untuk mencari uang ataukah sebagai bukti aktualisasi diri? Maunya sih bisa menyeimbangkan keduanya. Idealis tapi tetap mengisi periuk nasi saya ^__^ Suatu hari saya dikejutkan oleh sesuatu yang benar-benar di luar dugaan. Novel saya, Flavia de Angela dibajak! Definisi pembajakan dalam kasus saya adalah novel saya ditulis ulang setiap babnya lalu dishare di suatu situs & siapapun yang ingin baca dapat mendownloadnya secara GRATIS! Ekspresi pertama yang saya rasakan terus terang adalah MARAH. Gemes banget lihat perilaku orang yang sebegitunya. Apa dia tidak tahu kalau yang dia lakukan itu sudah melanggar hak cipta orang lain? Sepertinya sih dia tidak tahu. Usianya masih muda, masih di bawah umur dan saya pikir dia tidak sadar kalau apa yang ia lakukan itu bisa dikenai sanksi berat. Kalau ada yang belum tahu bagaimana bunyi Undang-Undang Hak Cipta, yang biasanya ada di halaman awal suatu novel/buku, bisa baca di bawah ini: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2(1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan Pidana
Jadi sudah jelas ya, mengutip sebagian atau keseluruhan suatu karya cipta kemudian menyiarkan, memamerkan, mengedarkan apalagi menjual hasil karya cipta orang lain tanpa izin adalah PELANGGARAN terhadap Hak Cipta dan sanksinya cukup berat. Kasus lain yang saya lihat ada teman2 penulis saya yang bukunya discan atau difotokopi terus dijual kembali! Ehm, itu sangat-sangat jahat sekali. Apakah mereka tidak tahu bahwa novel atau buku itu merupakan hasil jerih payah seorang penulis - kekayaan intelektualnya yang sebenarnya tidak bisa dinilai dengan materi sebanyak apapun. Bagi siapapun yang membaca artikel saya, mulailah mengevaluasi diri sendiri apakah kita termasuk yang mendukung pembajakan terhadap karya cipta? Ingat, yang termasuk membajak bukan hanya buku ya, bisa saja lagu atau film-film. Misalnya, mencopy DVD film Korea tanpa izin terus dijual kembali atau ditaruh di blog kalian untuk bisa ditonton orang lain. It's a big no no ya guys, saya percaya kalian adalah orang-orang baik yang juga berbudi luhur. Selain itu kalau misalnya kalian mengutip sebagian quotes, puisi atau dialog dari suatu novel, please berikan keterangan darimana kalian mengambil kutipan itu. Jangan diaku-aku hasil pikiran sendiri :) Untuk si pembajak Flavia de Angela, saya sudah memberikan peringatan tertulis. Apabila tidak digubris, berarti saya harus menempuh cara lain yang lebih tegas. Ehm, untuk yang bertanya-tanya seperti apa link yang membajak karya saya. Mohon maaf tidak akan saya beritahu, karena saya tidak mungkin mengiklankan hasil bajakan karya saya :) Marilah menghargai Karya Cipta Orang Lain |
Archives
August 2016
Categories
All
|