Sinopsis
Cinta < adj >: suka sekali; sayang benar; kasih sekali; terpikat.
Ada bahagia dan kepedihan dalam cinta. Cinta yang terpendam menimbulkan resah, pengkhianatan pun tak lepas dari cinta, atau bahkan cinta berlebihan sehingga menyesakkan. Galau dan rindu pun dituturkan dalam ribuan kata di buku ini.
Autumn Once More membawa kita ke banyak sisi cinta dari kumpulan pengarang, mulai dari pengarang profesional hingga editor yang harus jadi pengarang “dadakan” dan menunjukkan kreativitas mereka dalam tema abadi sepanjang masa.
Inilah tumpahan rasa dan obsesi karya aliaZalea, Anastasia Aemilia, Christina Juzwar, Harriska Adiati, Hetih Rusli, Ika Natassa, Ilana Tan, Lea Agustina Citra, Meilia Kusumadewi, Nina Addison, Nina Andiana, Rosi L. Simamora, dan Shandy Tan.
* Semua royalti buku ini akan disumbangkan ke Dana Kemanusiaan Kompas untuk membantu sesama kita...
*****
Selalu memberi nilai 5 untuk setiap buku dimana saya ikutan bersumbangsih. Bukan apa-apa, menulis itu tidak mudah (menurut saya) apalagi menerbitkannya menjadi sebuah buku, apalagi kalau harus melibatkan banyak orang seperti kumpulan cerpen. Ini adalah pengalaman kedua saya bekerja sama dengan beberapa penulis, dan prosesnya memang tidak mudah :)
Project Metropop DKK (Dana Kemanusiaan Kompas) diawali dengan seleksi. Saya tidak tahu persis ada berapa penulis GPU yang men-submit tulisannya, yang saya tahu hanya 13 orang termasuk editor GPU yang akhirnya cerpennya diterbitkan. Buat saya tentunya itu prestasi tersendiri & sangat bangga dengan itu, apalagi ternyata sebuku dengan penulis-penulis TOP MARKOTOP Indonesia ^__^
Cerpen saya sendiri judulnya Her Footprints on His Heart...dengan tag line penutupnya "Heaven Knows What's Best for Us."
Ada orang bilang, kalau kita mau nikah, selalu saja ada ujian yang harus kita lalui sebelum nikah. Kebetulan saya sudah nikah, makanya pernah merasakan itu juga, walau ujiannya tidak seperti yang dialami oleh Ariana dan Rendy, kedua tokoh dalam HFoHH (saya singkat saja ya). Saya tidak mau cerita isi cerpen saya, tapi saya mau cerita bagaimana inspirasi itu muncul.
Behind the story
Lagi stalking group friend jaman sekolah dulu di Facebook. Ketemulah foto pernikahan salah satu teman. Anyway teman saya cowok. Pertama saya baru ngeh kalau nama istrinya sama seperti nama cewek yang dulu waktu jaman sekolah jadi idola. Hampir semua anak cowok naksir dia, kecuali si teman saya ini. Dulu saya sempat bilang, "Masa sih kamu nggak naksir dia?" tapi temanku itu kekeuh kalau dia nggak naksir dengan cewek itu.
Malam harinya setelah saya lihat foto itu, nggak tahu bisa disambungkan atau tidak, tapi saya mimpi tunangan saya (yang kok bisa ternyata mukanya adalah muka teman saya itu *tutup muka*) didekati oleh cewek idola yang jadi obsesinya di masa lalu. Saya dan tunangan masuk ke dalam persimpangan antara masa lalu dan masa depan. Mimpi itu terasa nyata sekali, bahkan saya bangun dalam keadaan menangis.
Saking menohoknya di hati, saya lalu menuliskan apa yang saya lihat di mimpi. Lalu berpikir, kalau misalnya teman saya itu ternyata dulu memang mengidolakan si cewek idola (tapi nggak mau ngaku) terus nikah sama cewek dengan nama yang sama karena dia masih terobsesi dengan cewek idola itu, apa yang akan terjadi ya? Bagaimana perasaan cewek yang sebentar lagi akan jadi istrinya itu? Apa yang akan dia lakukan, katakan?
Itulah yang saya angkat dalam cerpen saya ini, dan nulisnya pakai perasaan haru..huhu.
Iseng-iseng kemudian bikin kuis giveaway kumcer Autumn Once More. Pemenangnya menuliskan hal ini andai saja dia jadi cewek yang akan menikah itu:
"Bohong jika kukatakan aku bahagia asal kau bahagia meskipun tanpaku. Tetapi aku akan lebih tidak bahagia jika kau memilihku tetapi hatimu untuknya." twitter: @RigellaRibka
Sekian deh meracaunya. Buat yang penasaran dan belum baca, cepat beli Autumn Once More. Membeli sekaligus mendapatkan banyak manfaat: hiburan, kepuasan hati, berdonasi untuk Dana Kemanusiaan Kompas dan pastinya berperan serta menjadikan karya penulis Indonesia tuan rumah di negerinya sendiri. Hihi...dibayangkan lagi speech di panggung penghargaan Khatulistiwa Literary Award (benar ada speech di panggungnya kan? :D)
*salam kompak markompak*
Cinta < adj >: suka sekali; sayang benar; kasih sekali; terpikat.
Ada bahagia dan kepedihan dalam cinta. Cinta yang terpendam menimbulkan resah, pengkhianatan pun tak lepas dari cinta, atau bahkan cinta berlebihan sehingga menyesakkan. Galau dan rindu pun dituturkan dalam ribuan kata di buku ini.
Autumn Once More membawa kita ke banyak sisi cinta dari kumpulan pengarang, mulai dari pengarang profesional hingga editor yang harus jadi pengarang “dadakan” dan menunjukkan kreativitas mereka dalam tema abadi sepanjang masa.
Inilah tumpahan rasa dan obsesi karya aliaZalea, Anastasia Aemilia, Christina Juzwar, Harriska Adiati, Hetih Rusli, Ika Natassa, Ilana Tan, Lea Agustina Citra, Meilia Kusumadewi, Nina Addison, Nina Andiana, Rosi L. Simamora, dan Shandy Tan.
* Semua royalti buku ini akan disumbangkan ke Dana Kemanusiaan Kompas untuk membantu sesama kita...
*****
Selalu memberi nilai 5 untuk setiap buku dimana saya ikutan bersumbangsih. Bukan apa-apa, menulis itu tidak mudah (menurut saya) apalagi menerbitkannya menjadi sebuah buku, apalagi kalau harus melibatkan banyak orang seperti kumpulan cerpen. Ini adalah pengalaman kedua saya bekerja sama dengan beberapa penulis, dan prosesnya memang tidak mudah :)
Project Metropop DKK (Dana Kemanusiaan Kompas) diawali dengan seleksi. Saya tidak tahu persis ada berapa penulis GPU yang men-submit tulisannya, yang saya tahu hanya 13 orang termasuk editor GPU yang akhirnya cerpennya diterbitkan. Buat saya tentunya itu prestasi tersendiri & sangat bangga dengan itu, apalagi ternyata sebuku dengan penulis-penulis TOP MARKOTOP Indonesia ^__^
Cerpen saya sendiri judulnya Her Footprints on His Heart...dengan tag line penutupnya "Heaven Knows What's Best for Us."
Ada orang bilang, kalau kita mau nikah, selalu saja ada ujian yang harus kita lalui sebelum nikah. Kebetulan saya sudah nikah, makanya pernah merasakan itu juga, walau ujiannya tidak seperti yang dialami oleh Ariana dan Rendy, kedua tokoh dalam HFoHH (saya singkat saja ya). Saya tidak mau cerita isi cerpen saya, tapi saya mau cerita bagaimana inspirasi itu muncul.
Behind the story
Lagi stalking group friend jaman sekolah dulu di Facebook. Ketemulah foto pernikahan salah satu teman. Anyway teman saya cowok. Pertama saya baru ngeh kalau nama istrinya sama seperti nama cewek yang dulu waktu jaman sekolah jadi idola. Hampir semua anak cowok naksir dia, kecuali si teman saya ini. Dulu saya sempat bilang, "Masa sih kamu nggak naksir dia?" tapi temanku itu kekeuh kalau dia nggak naksir dengan cewek itu.
Malam harinya setelah saya lihat foto itu, nggak tahu bisa disambungkan atau tidak, tapi saya mimpi tunangan saya (yang kok bisa ternyata mukanya adalah muka teman saya itu *tutup muka*) didekati oleh cewek idola yang jadi obsesinya di masa lalu. Saya dan tunangan masuk ke dalam persimpangan antara masa lalu dan masa depan. Mimpi itu terasa nyata sekali, bahkan saya bangun dalam keadaan menangis.
Saking menohoknya di hati, saya lalu menuliskan apa yang saya lihat di mimpi. Lalu berpikir, kalau misalnya teman saya itu ternyata dulu memang mengidolakan si cewek idola (tapi nggak mau ngaku) terus nikah sama cewek dengan nama yang sama karena dia masih terobsesi dengan cewek idola itu, apa yang akan terjadi ya? Bagaimana perasaan cewek yang sebentar lagi akan jadi istrinya itu? Apa yang akan dia lakukan, katakan?
Itulah yang saya angkat dalam cerpen saya ini, dan nulisnya pakai perasaan haru..huhu.
Iseng-iseng kemudian bikin kuis giveaway kumcer Autumn Once More. Pemenangnya menuliskan hal ini andai saja dia jadi cewek yang akan menikah itu:
"Bohong jika kukatakan aku bahagia asal kau bahagia meskipun tanpaku. Tetapi aku akan lebih tidak bahagia jika kau memilihku tetapi hatimu untuknya." twitter: @RigellaRibka
Sekian deh meracaunya. Buat yang penasaran dan belum baca, cepat beli Autumn Once More. Membeli sekaligus mendapatkan banyak manfaat: hiburan, kepuasan hati, berdonasi untuk Dana Kemanusiaan Kompas dan pastinya berperan serta menjadikan karya penulis Indonesia tuan rumah di negerinya sendiri. Hihi...dibayangkan lagi speech di panggung penghargaan Khatulistiwa Literary Award (benar ada speech di panggungnya kan? :D)
*salam kompak markompak*